Pilihan mainan untuk bayi 0-6 bulan
Berikut beberapa contoh rekomendasi mainan untuk bayi 0-6 bulan yang mendukung perkembangannya:
Bunda bisa mulai sering membacakan cerita untuk memperkaya bahasa dan melatih komunikasi Si Kecil, salah satunya dengan soft book. Sesuai namanya, buku dengan bahan kain yang halus ini aman dimainkan oleh bayi. Pilih soft book dengan desain dan warna yang menarik ya, Bunda.
Apabila Bunda melihat anak mulai senang menggenggam benda, mainan yang cocok diberikan salah satunya seperti rattle atau mainan genggam kerincingan. Mainan ini dapat mengeluarkan suara gemerincing saat digerakkan, sehingga tentu menarik perhatian Si Kecil.
Di pasaran, rattle dijual dalam berbagai bentuk, seperti berbentuk stick, gelang, atau ring. Tak sekadar bunyi-bunyian, rattle dapat menstimulasi indra bayi mulai dari pendengaran, penglihatan, dan peraba. Mainan ini juga melatih konsentrasi dan fokus anak.
Mainan gantung yang berputar dapat menstimulasi kemampuan pendengaran bayi dan mendorong bayi untuk bersuara. Bunda bisa memilih mainan yang berwarna cerah dan bergerak, supaya turut melatih kemampuan melihat bayi.
Sama seperti namanya, jenis buku ini juga diharapkan bisa membuat bayi 'sibuk' bermain dan melatih konsentrasinya, Bunda. Busy book pun dapat menjadi andalan Bunda saat hendak mengajak Si Kecil bepergian.
Buku ini memiliki berbagai aktivitas tertentu yang dapat dikerjakan oleh anak. Termasuk seperti menggeser, memasang, mencocokkan, dan lain-lain.
Mirip seperti soft book, busy book juga biasanya terbuat dari bahan yang empuk dan lembut, sehingga aman untuk dimainkan oleh bayi hingga usia 6 bulan.
Ilustrasi teether/Foto: iStock
Saat masuk usia 6 bulan, umumnya bayi sudah mulai tumbuh gigi. Jika bayi sering rewel karena gusinya terasa gatal dan nyeri, berikan teether.
Jenis mainan ini aman digigit oleh bayi dan membantunya merasa tetap nyaman selama fase tumbuh gigi. Selain itu, teether juga dapat merangsang kemampuan berbicara anak.
Di usia 1 bulan, biasanya bayi mulai senang menggenggam jari tangan Bunda. Nah, Bunda bisa menggunakan boneka jari untuk sambil mengajaknya bermain.
Penggunaan boneka jari juga bisa dimanfaatkan untuk bercerita, sehingga membantu merangsang kemampuan berkomunikasi Si Kecil.
Boneka dengan bahan lembut dan warna menarik juga bisa menjadi salah satu jenis mainan yang dapat diberikan pada bayi hingga usia 6 bulan. Hal yang terpenting, pilihlah boneka yang ukurannya tidak terlalu besar ya, Bunda.
Untuk mengajak anak bermain sekaligus mengisi waktu tummy time, Bunda bisa memilihkan mainan jenis activity mat. Ini merupakan alas main empuk, yang dilengkapi dengan berbagai jenis mainan untuk menstimulasi bayi. Biasanya alas main ini juga memiliki warna-warni yang mencolok.
Buku dengan beragam tekstur
Latih perkembangan sensorik bayi di usia hingga 6 bulan dengan memberikan mainan dengan tema touch and feel, salah satunya buku dengan beragam tekstur. Buku khusus ini biasanya memiliki berbagai jenis kain dan tekstur berbeda di setiap halamannya.
Selain melatih sensori, mainan jenis ini juga dapat melatih perkembangan bahasa dan bicara bayi.
Mainan water play ini berbentuk seperti alas berisi air dengan berbagai mainan berwarna-warni di dalamnya. Mainan jenis ini juga dapat melatih sensorik anak, sekaligus mengenal tekstur air. Pastikan Bunda selalu mengawasi anak saat ia bermain dengan mainan jenis ini, ya.
Demikian ulasan tentang berbagai macam jenis rekomendasi mainan untuk bayi 0-6 bulan yang mendukung perkembangannya. Selalu baca petunjuk usia pada kemasan mainan sebelum membelikannya untuk Si Kecil. Semoga bermanfaat!
Demam pada anak biasanya bisa diatasi dengan mudah menggunakan paracetamol. Namun, bagaimana jika bayi berusia 0 sampai 6 bulan mengalami hal serupa? Bolehkah diberikan paracetamol?
Biasanya, bayi dikatakan demam ketika suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius, Bunda. Ketika hal ini terjadi, umumnya orang tua tak langsung membawa Si Kecil ke dokter dan mengandalkan pereda demam seperti paracetamol.
Pemberian paracetamol pada bayi usia 0 sampai 6 bulan tidak boleh sembarangan, Bunda. Ada banyak aturan yang harus Bunda dan Ayah ketahui.
Belanja di App banyak untungnya:
Memilih mainan untuk bayi sangat penting disesuaikan dengan tahap usianya. Diharapkan ini dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil.
Seperti dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa fase perkembangan penting dalam usia anak yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan saat memilih mainan yang tepat. Termasuk pada usia 0-6 bulan.
Pada usia ini, fungsi pendengaran dan penglihatan bayi mulai berkembang. Bayi mulai senang melihat dan mengikuti gerak benda.
Selain itu, bayi 0-6 bulan juga akan berpaling jika mendengar suara di dekatnya, senang menggenggam, dan mulai berupaya meraih mainan.
Maka dari itu, mainan dengan warna yang mencolok akan menarik bagi bayi dan dapat membantu bayi mengembangkan penglihatannya. Mainan dengan bunyi saat digerakkan juga bisa Bunda pilih untuk menarik perhatian Si Kecil.
Imunisasi atau vaksinasi
Bayi tidak perlu diberikan paracetamol sebelum imunisasi karena tidak akan bisa mencegah rasa nyeri saat disuntik. Kalau bayi terlihat kurang baik atau demam setelah imunisasi, lebih baik cek efek samping imunisasi terlebih dahulu, ya.
Lantas seperti apa dosis dan efek samping pemberian paracetamol pada bayi? Simak selengkapnya di laman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Intip lagi video serupa berjudul panduan pemberian paracetamol untuk balita berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
BISA ALAMI OVERDOSIS TIDAK DISENGAJA
Ilustrasi Paracetamol untuk Bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/megaflopp
Dosis pemberian paracetamol
Paracetamol biasanya diberikan kepada bayi di atas 2 bulan dengan dosis 2,5 ml sirop atau supositoria (melalui dubur) sebanyak 60 mg. Kalau bayi lahir prematur atau kecil di usianya, Bunda bisa konsultasikan pada dokter terlebih dahulu agar mendapatkan rekomendasi dosis yang sesuai.
Melansir dari laman NHS, Bunda bisa memberikan bayi 1 dosis sirop lagi setelah 4 jam kemudian jika bayi masih membutuhkannya. Jika suhu tubuh masih tinggi juga, segera hubungi dokter.
Sementara itu, apoteker Genita Savitri S.Farm., Apt, menjelaskan, untuk dosis untuk anak bisa dihitung berdasarkan umur atau berat badannya, Bunda.
"Bisa pakai umur kalau berat badannya normal, tapi lebih akurat kalau berdasarkan berat badan saja," kata Genita saat berbincang dengan HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Aturan aman paracetamol pada bayi
Melansir dari berbagai sumber, paracetamol biasanya mulai bisa diberikan pada bayi berusia 2 bulan ke atas. Pemberiannya pun disesuaikan dengan kondisi anak. Berikut ini aturan pakainya:
Ketika anak hanya mengalami demam, paracetamol tidak terlalu dibutuhkan, Bunda. Hal ini karena paracetamol tak akan membantu anak sembuh dengan cepat.
Jika seorang anak mengalami demam rendah seperti 38,5 hingga 39 derajat, banyak dokter yang menyarankan orang tua tidak perlu memberikan paracetamol atau ibuprofen kepada Si Kecil.
Mengonsumsi paracetamol hanya diperbolehkan ketika bayi memiliki suhu tinggi yang menyebabkan sakit kepala, perasaan tidak enak badan, dan sakit di seluruh tubuh.
Paracetamol dapat membuat rasa nyeri menjadi lebih baik, meski tidak menghilangkannya. Jika tujuannya untuk menghilangkan rasa nyeri, maka paracetamol bukan jawabannya, Bunda.
Kalau rasa sakit ini berlangsung lebih dari beberapa jam, bayi jelas sedang dalam keadaan tidak sehat. Karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan rasa sakit pada anak.
Efek samping paracetamol untuk bayi
Meskipun menjadi obat yang umum digunakan pada anak, pemberian paracetamol yang tidak tepat dapat menyebabkan overdosis yang tidak disengaja. Tak hanya itu, bayi yang menelan banyak campuran paracetamol juga bisa membahayakan hati dan ginjal mereka.
Efek penggunaan paracetamol dalam jumlah besar tidak akan muncul hingga 2 atau 3 hari setelah dikonsumsi. Karena itu, sangat penting mendapatkan perawatan lebih lanjut meski Si Kecil terlihat cukup sehat di beberapa hari pertama penggunaan paracetamol.
Dari dulu, aku tuh selalu stok paracetamol di rumah buat jaga-jaga kalo ada anggota keluarga yang tiba-tiba demam. Buat dewasa biasanya aku pake paracetamol tablet, tapi kalo buat anak aku pake sanmol atau paracetamol sirup.
Tapi sejak beberapa waktu lalu, aku jadi ragu buat kasih sanmol untuk anak. Apalagi katanya parasetamol yang mengandung etilon glokol atau dietilen glikol itu sempet di stop karena dianggap menjadi penyebab gangguan fungsi ginjal akut pada anak.
Nah, buat Mama yang masih ragu mengenai Amankah Sanmol Sirup untuk Anak. Simak informasi selengkapnya yuk!
Apa itu sanmol sirup?
Sanmol sirup adalah obat yang bisa bantu menurunkan demam, menghilangkan nyeri, serta meredakan gejala flu (batuk, pilek, hidung tersumbat). Obat ini termasuk dalam golongan antiradang non steroid atau yang disebut juga dengan NSAID ya Ma. Dimana di dalamnya mengandung paracetamol 120 mg/5 ml.
Obat ini dijual bebas dan bisa dibeli tanpa resep dokter. Harganya mulai dari Rp 19.000 untuk kemasan Sanmol drop 15 ml.
Amankah Sanmol Sirup untuk Anak?
Kalo dari yang aku baca-baca, menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), penggunana obat parasetamol sirup untuk anak-anak masih diperbolehkan ya Ma. Karena sampai sekarang belum ada larangan resmi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk menyetop konsumsi obat ini.
Tapi kalo terkait isu yang beredar mengenai penyebab gangguan ginjal akut, tentu kita harus berhati-hati lagi ya dalam memberikan obat parasetamol. Terutama karena obat ini dijual bebas di pasaran dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
Dosis penggunaan Sanmol Sirup
Dosis umum yang biasa digunakan:
Untuk memberikan ke anak, saran aku sih lebih baik jika kita berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter ya. Selain itu, kalo anak demam, Mama bisa juga nih coba untuk kompres air hangat. Jadi nggak buru-buru memberikan obat.
Itu tadi, informasi mengenai Amankah Sanmol Sirup untuk Anak. Semoga bisa bermanfaa ya Ma!
Mainan dengan cermin
Ilustrasi bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/chinaview
Sampai usia 6 bulan, bayi biasanya mulai senang melihat bayangannya sendiri di cermin. Jika Si Kecil juga demikian, Bunda bisa memberikan jenis mainan yang dilengkapi dengan cermin (tanpa kaca) agar bayi belajar mengenali dirinya sendiri.
Mirip dengan activity mat, mainan baby gym juga berupa alas main yang dilengkapi dengan berbagai mainan di atasnya. Bayi akan berupaya meraih mainan-mainan menarik tersebut, yang dapat melatih perkembangan sensorik dan motoriknya.
Dosis pemberian paracetamol setelah vaksin meningitis
Masih mengutip laman NHS, bayi yang mendapat vaksinasi meningitis B di usia 8 minggu dan 16 minggu kemungkinan akan mengalami suhu tinggi dalam 24 jam. Karena itu, Bunda dapat memberikan bayi di atas 2 bulan dengan 3 dosis (lebih dari 2 dosis yang disarankan).
Dosis umum paracetamol setelah vaksinasi meningitis B adalah:
Namun, perlu diingat sebaiknya Bunda konsultasikan kondisi Si Kecil kepada dokter agar dosis yang diberikan sesuai ya, Bunda.